JUDUL NOVEL : TUHAN JANGAN PISAHKAN KAMIPENGARANG :
DAMIEN DEMATRA
PENERBIT : PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
CETAKAN : 1 JANUARI 2010
HALAMAN : 239
Damien Dematra adalah seorang novelis, penulis skenario, sutradara, produser, fotografer internasional, dan pelukis. Ia telah menulis 62 buah novel dalam bahasa Inggris dan Indonesia, 57 skenario film dan TV series, dan memproduksi 28 film dalam berbagai genre, di antaranya Obama Anak Menteng. Sebagai fotografer, ia memperoleh dua gelar tertinggi fotografi: Fellowship di bidang Portraiture dan Art Photography dari Master Photographer Association, dan berbagai penghargaan internasional, di antaranya International Master Photographer of the Year.
Sebagai pelukis, Damien Dematra telah menghasilkan 365 karya lukis yang diselesaikan dalam waktu 1 tahun. Novel-novel yang telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia adalah: Yogyakarta (2010), Obama dari Asisi (2010), Si Anak Panah (2010), Ketika Aku Menyentuh Awan (2010), Obama, Anak Menteng (Gramedia Pustaka Utama, 2010), Si Anak Kampoeng (Gramedia Pustaka utama, 2010), sebuah novel yang diangkat berdasarkan kisah nyata Buya Syafii Maarif.
Sejuta Doa untuk Gus Dur (Gramedia, 2010), Sejuta Hati untuk Gus Dur (gramedia, 2010), Ternyata Aku Sudah Islam (Gramedia, 2010), novel yang terinspirasi kisah nyata grup musik Debu, Demi Allah, Aku Jadi Teroris (Gramedia, 2009), Tuhan, Jangan Pisahkan Kami (Gramedia, 2010), Soulmate-Belahan Jiwa (Gramedia, 2008), Angels of Death-Kumpulan Kisah Malaikat Maut (2008), If Only I Could Hear-Kisah Suara Hati (2008). Dua buah novel lainnya yang menggunakan nama lain adalah: Tarian Maut (Katyana) (2008) dan Ku Tak Dapat Jalan Sendiri (Mark Andrew) (Gramedia, 2008). Novel Damien Dematra yang segera diterbitkan oleh Gramedia adalah Kartosoewirjo: Pahlawan atau Teroris? (2010) sebuah novel sejarah, Demi Allah, Anakku Jadi Teroris ( akan difilmkan) (2009), dan Mama, Aku Harus pergi (2010)
Novel Tuhan Jangan Pisahkan Kami Karya Damien Dematra menceritakan tentang seorang perempuan yang berasal dari keluarga sederhana bernama Prasasti. ayahnya seorang yang tidak dikenal, karena ibunya mengatakan kalau ayahnya telah mati dan Ibunya seorang pecandu dan sebelum meninggal memiliki sejumlah hutang pada beberapa pengedar. Prasasti harus mencari nafkah untuk membayar piutang ibunya dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Dalam sebuah pemeriksaan, Dokter memberi tahu Prasasti bahwa ia mengidap Lupus. Berawal dari itulah konflik batin melanda diri Prasasti, lebih-lebih di tengah labilnya diri Prasasti, Salman yang mencintainya ternyata mesti pergi meninggalkannya. Hadirlah Zahir, pemuda tampan, kaya raya, pujaan wanita, dan suka bicara blak-blakan. Perjumpaan mereka berlanjut ke pertemuan-pertemuan lain yang menambah kompleks permasalahan. Cobaan demi cobaan pun membawa Prasasti semakin dekat dengan Zahir. Lama-kelamaan perjalanan hidup Prasasti menjadi berubah (bahagia) dan kesehatannya pun semakin membaik, hal itu ia raih dengan usahnya yang kuat melawan penyakit yang di deritanya (Lupus).
Kelebihan terletak pada cover (sampul) novel Tuhan Jangan Pisahkan Kami karya Damien Dematra sangat menarik di baca dan indah. Kertas novel menggunakan kertas kuarto dan perwatakan tokoh mudah dimengerti. Menceritakan kehidupan seorang permpuan yang menderita penyakit Lupus. Prasasti sangat tegar menghadapi penyakit yang di deritanya (Lupus). Cerita dalam novel ini selalu menyentuh hati setiap orang yang membacanya.
Kelemahan novel tuhan jangan pisahkan Kami karya Damien Dematra terletak pada alur cerita yang singkat. Tokoh dalam novel kurang banyak. Novel Tuhan Jangan Pisahkan Kami karya Damien Dematra patut dibaca atau dimiliki karena isi cerita novel ini memberitahukan kita bagaimana ciri-ciri orang terkena penyakit Lupus dan juga cerita novel ini memberikan semangat hidup bagi orang-orang yang terserang penyakit Lupus. Penyakit Lupus tidak akan mencabut nyawa seseorang asalkan kita tetap memiliki semangat untuk hidup, seperti perjuangan Prasasti dalam menghadapi penyakit Lupus, Prasasti memiliki semangat hidup untuk orang-orang yang dicintainya. Prasasti selalu bersyukur kepada Tuhan, karena masih diberikan kesempatan untuk hidup dan berkumpul kembali bersama keluarganya. Nurtricana Saragih
0 komentar:
Posting Komentar