SELAMAT DATANG DI BLOG MEDIA ONLINE SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS UDAYANA

Selasa, 18 Januari 2011

Judul Buku: Sang Pencerah
Penulis : Akmal Nasery Basral
Penerbit: Mizan, Bandung
Catakan: III, Oktober 2010
Tebal: xviii + 461 Hal

Islam masuk dan berkembang di Jawa tidak otomatis menghapus tradisi dan budaya Jawa-Hindu. Banyak warisan tradisi upacara keagamaan Hindu-Budha yang masih diperagakan oleh sebagian masyarakta yang mengaku Muslim, tidak terkecuali di Kraton Yogyakarta, kelanjutan dari kasultanan mataram islam. Tidak jarang tempat ini dipertunjukkan penggabungan antara tradisi Jawa dengan tradisi keagamaan dalam berbagai aktifitas kultural.

Pada saat itu, penggabungan praktik keagamaan (Islam) dengan tradisi - yang cenderung beraroma Jawa-Hindu – memang benar-benar mendapat sambutan yang sangat hangat dari masyarakat Jawa. Alasannya, praktik –yang dalam istilah sosial disebut sinkritisme- itu tidak mengakibatkan penggerusan terhadap warisan leluhur. Praktik inilah yang dalam kacamata antropologi budaya sering disebut dengan istilah Islam Abangan, Islam Jawa, atau Islam Kejawen. Ada pula sebagai pelaku praktik keagamaan ini yang menamakan diri sebagai penganut Aliran Kepercayaan.

Keberadaan Islam sinkretik tidak lepas dari strategi politik kultural Raja Mataram, Sultan Agung (1613 – 1645) untuk memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam ekspresi budaya istana yang sebelumnya sarat dengan tradisi Jawa-Hindu. Tidak aneh jika hingga kini beberapa tradisi sinkretik tersebut masih bertahan, seperti Grebek Maulud atau Sekatenan yang dilaksanakan di halaman Masjid Agung Mataram Yogyakarta.

Namun dalam perkembangannya, kebijakan raja Mataram yang bermaksud memasukkan nilai-nilai Islam secara bertahap tersebut disalahpahami masyarakat karena ia justru berubah menjadi ‘agama baru’. Selain tetap menjalankan ajaran-ajaran agama Islam, mereka juga secara konsisten melakukan ritula tolak bala berdasarkan tradisi yang mereka pahami sejak zaman nenek moyang.

Kondisi inilah yang sejatinya membuat Ahmad Dahlan muda tergerak hatinya untuk melakukan pemurnian dan pembaharuan Islam. Misalnya dimulai dengan gerakan ‘Al-Ma’un’ dan meluruskan arah kiblat (Nasaruddin Anshoriy, 2010 : 42). Salah satu hal yang dipelajari oleh KH. Ahmad Dahlan saat di Tanah Suci Mekkah ialah belajar ilmu falaq dan hisab, sekaligus perkenalannya dengan kompas. Menurut Ahmad Dahlan, masalah yang segera muncul dengan penerapan kombinasi ilmu falaq, hisab dan penggunaan kompas adalah banyaknya arah kiblat di berbagai masjid yang kurang tepat (hal. 195-196).

Reformasi tradisi keagamaan yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan memang bukan berarti ia Mbalelo kepada raja  atau kiai penghulu. Namun, semata-mata ingin meluruskan ‘kiblat yang bengkok’ dari tradisi lama dan tak sesuai dengan ajaran Islam. Namun, apa yang dilakukan  Ahmad Dahlan tersebut disalahpahami oleh sebagian kiai yang merasa lebih senior dan takut kehilangan kewibawaan.

Bahkan, perbedaan pandangan masalah arah kiblat kian meruncing. Meski tidak secara terang-terangan, Ahmad Dahlan dianggap sebagai bagian dari ‘kaum kafir dan munafik’ oleh sebagian kiai kraton yang merasa pamornya direndahkan. Mereka menganggap Ahmad Dahlan adalah orang yang telah terpengaruh oleh ajaran orang-orang kafir dan munafik. Demikian kontroversialnya Ahmad Dahlan untuk menunjukkan kebenaran pandapatnya, meski yang dibawanya tidak lain adalah ajaran Islam yang tidak mungkin menyulitkan pemeluknya sendiri.

Novel karya Akmal Nasery Basral ini memang cukup mengagumkan, ditambah nuansa hipnotiknya yang kuat. Tidak berlebihan ketika sedang membaca novel ini, tanpa terasa pikiran kita terbawa ke  zaman itu dan seakan-akan kita turut larut dalam dinamika pembaharuan Islam yang digerakkan  Ahmad Dahlan. Kelebihan lain dari novel yang cetakan ketiganya terbit pada bulan Oktober 2010 ini ternyata cetekan pertamanya muncul pada bulan Juni 2010, cetakan keduanya pada bulan Juli 2010. Artinya, daya tarik masyarakat untuk memiliki novel ini memang benar-benar sangat besar.

(Dzar Al Banna - Sasindo Unud 2007)
Read more »

Senin, 10 Januari 2011

Peluang Karir Di Kompas.com


Peluang Karir di Kompas kerjasama dengan Majasindo 
Media Online Sasindo Unud




Kompas.com berkerjasama dengan Majasindo (media online sasindo unud) karena kami adalah media berita yang didirikan online, berfokus pada teknologi internet, multimedia dan e-commerce, saat ini mencari seorang profesional untuk mengisi posisi sebagai berikut:
ACCOUNT EXECUTIVE (Kode: AE)
Kualifikasi:
MOBILE BISNIS EKSEKUTIF (Kode: MBE)
Kualifikasi:
KOMUNIKASI PEMASARAN (Kode: Promosi)
Kualifikasi:
WEB DESIGNER (Kode: WD)
Kualifikasi:
COPY WRITER (Kode: CW)
Kualifikasi:
FREELANCE WARTAWAN (Kode: FJ)
Kualifikasi:
SISTEM LINUX ADMINISTRATOR (Kode: Linux System)
Kualifikasi:
PROGRAMMER untuk USAHA BERGERAK (Kode: Prog Mobile)
Kualifikasi:
HR-Officer (Kode: SDM)
Kualifikasi:
Telemarketing (Kode: Tele)
Kualifikasi:
ADMINISTRASI STAFF (Kode: Admin & CS)
Kualifikasi:

MODERATOR MASYARAKAT (Kode: Moderator)
Kualifikasi:
Anda hanya dapat mengirim aplikasi dan CV dan contoh tulisan asli Anda atau porfolio (untuk Editorial Area, Copy Writer, Wed Designer), tidak lebih dari 300kb, untuk rekrutmen-megaportal@kompas.com . Harap menuliskan nama posisi yang Anda inginkan untuk menerapkan sebagai subjek email Anda.



Baca juga di sini Kompas.com
Read more »

 
Cheap Web Hosting | Top Web Hosts | Great HTML Templates from easytemplates.com.